Sumbersawit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya yaitu Sumbersawit, desa ini memiliki beberapa sumber mata air yang masih mengalir hingga sekarang. Di desa Sumbersawit sendiri terdapat struktur-struktur yang memiliki nilai sejarah berkaitan dengan asal-usul keberadaan masyarakat Sumbersawit. Salah satu struktur tersebut adalah Batu Umpak Masjid Tiba di dukuh Baran. Struktur ini terdiri dari 2 buah umpak berdampingan berwarna abu-abu. Definisi umpak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alas tiang rumah yang terbuat dari batu. Mengutip dari website resmi desa Sumbersawit yaitu Sumbersawit.Magetan (2020) menyatakan bahwa menurut sejarah lisan di masyarakat setempat umpak ini adalah dasar penyangga dari sebuah masjid tiban yang tidak jadi didirikan karena fajar terlanjur datang. Apabila melihat tampilan dari kedua umpak tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada corak yang cukup menonjol dari kedua umpak tersebut. Tidak terlihat tulisan atau ukiran pada kedua umpak tersebut sehingga cukup sulit untuk mengidentifikasi jenis umpak tersebut. Tetapi di sekitar umpak terdapat banyak batu bata merah yang telah disusun tetapi kondisinya sama tidak nampak ada ukiran atau corak tertentu yang dapat mendukung dilakukannya identifikasi. 

Meskipun demikian, dapat dilakukan identifikasi sederhana yang didasarkan pada bentuk umpak secara umum. Metode yang digunakan adalah melakukan komparasi antara umpak dukuh Baran dengan contoh umpak lain yang telah diidentifikasi sebelumnya. Komparasi ini dilakukan dengan membandingkan umpak dukuh Baran dengan umpak dari Masjid Pathok Negoro di Jogja yang telah didefinisikan pada artikel Karakter arsitektur masjid Jawa pada Masjid Pathok Negoro (2021).  Perbandingan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah berikut 

Morfologi dari umpak ini sebenarnya tidak benar-benar dapat didefinisikan sesuai dengan apa yang terletak di Masjid Pathok Negoro Dongkelan. Hal ini terlihat dari bentuk umpak di Sumbersawit yang cenderung kecil di bawah dan besar di atas. Hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan umpak di Masjid Pathok Negoro Dongkelan yang semakin mengecil ke atas. Perbedaan ini menyebabkan diperlukannya penyelidikan ulang untuk mengkaji mengenai 2 umpak ini. Ornamentasi pada umpak Sumbersawit pun tidak menunjukkan adanya kemiripan dengan umpak di Masjid Pathok Negoro Yogyakarta. Walaupun memang ornamentasi berbentuk garis horizontal terdapat di umpak Masjid Pathok Negoro Plosokuning dan Masjid Pathok Negoro Dongkelan tetapi hal ini tidak dapat digunakan untuk kemudian menyatakan bahwa umpak ini memiliki kemiripan gaya.

Berkaca dari hasil temuan dan analisis sederhana ini, maka sebenarnya masih diperlukan tindakan lebih lanjut untuk mengungkap mengenai detail dari umpak dan konteks di sekitar umpak ini. Apabila memungkinkan dapat dilakukan ekskavasi untuk mencari kemungkinan sisa-sisa konstruksi masjid yang berkaitan dengan kedua umpak tersebut sehingga dapat memberikan lebih banyak informasi mengenai sisa-sisa konstruksi yang dipercaya sebagai masjid tersebut.

Referensi 

At-toyibi, M. N., & Widyastuti, D. T. (2021). Karakter arsitektur masjid Jawa pada masjid Pathok Negoro. JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA, 4(2), 23-32. https://doi.org/10.37631/pendapa.v4i2.467

Hasil Pencarian - KBBI VI daring. (2016). https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Umpak. Diakses pada 11 Juli 2025 

Sistem informasi Desa Dan kelurahan kabupaten magetan. (n.d.). sideskel.magetan.go.id. https://sumbersawit.magetan.go.id/portal. Diakses pada 12 Juli 2025