27 Agustus 2020

MENGAIS PUNDI-PUNDI RUPIAH DENGAN BUDIDAYA BUNGA MAWAR

“Kabarkan pada kepak musim kupu-kupu.aku rindu kuntum mawar yang merekah diselentik jemari,bukan triwikrama kata yang menjagakan mimpi Kumbakarna dalam jiwamu"

     Anugerah tanah yang subur dan fasilitas irigasi yang mencukupi sepanjang musim ini mengilhami petani di Desa Sumbersawit untuk membudidayakan bunga mawar sebagai tanaman selingan yang ditanam sepanjang pematang lahan terasering selain mencegah ambrol/longsor sawah di lahan geografis miring yang bisa ditumpang sarikan dengan tanaman yang lain lumayan untuk menambah pendapatan masyarakat petani.

    Menjelang awal puasa dan menjelang malam 21 Ramadhan 1 taker cething bambu ukuran kecil mampu mencapai angka Rp 50.000,00. Selain Itu kisaran hari Rabu Wage sampai Jum’at Legi musim ini satu taker mampu tembus angka Rp 20.000,00 menurut Pak Kemi petani mawar dari RT 08 RW 03. Setiap 2 hari sekali memetik hasil panen bunga mawarnya “Lumayan mas, kemarin sore dapet 19 taker x Rp 20.000,00” kelakarnya sambil tertawa lepas di tengah lahan mawarnya yang ditumpang sari dengan tanaman janggelan (cincau hitam).

 

SUNYOTO (KEPALA DESA)    HADI KEMIS (KASI PELAYANAN)    PURWANTA (KAUR PERENCANAAN)    SUGIANTO (KASI KESEJAHTERAAN)    ERNAWATI (SEKRETARIS DESA)    SUMARNO (KASI PEMERINTAHAN)    YATI (KAMITUWO 2)    KARYONO (KAMITUWO 1)    SUKADI (KAUR TATA USAHA DAN UMUM)    SIRUN (KAMITUWO 3)    TUGIYO (PEMBANTU KASUN 3)    WARJO (PEMBANTU KASUN 2 DAN PELAYANAN)    SUNARSO (KAUR KEUANGAN)