01 Oktober 2023

FENOMENA KEBAKARAN HUTAN(KARHUTLA)GUNUNG LAWU

   Kebakaran hutan dan lahan(Karhutla)Yang terjadi di kawasan Gunung Lawu menurut analisis sosial sudah lazim terjadi setiap musim kemarau panjang,menurut cerita turun temurun,Bahkan sejak jaman nenek moyang masyarakat yang bermukim di sekitar kaki Gunung Lawu memang sering terjadi kebakaran.Karakteristik tanah gambut atau masyarakat sekitar lazim menyebutnya dengan istilah tanah gemblung(menyerupai abu vulkanik sangat gembur yang sudah bersenyawa dengan tanah)meskipun memiliki tingkat kesuburan yang tinggi saat musim hujan namun menyimpan suhu panas yang sangat tinggi saat musim kemarau.ini bisa dibuktikan jika kita menginjak lapisan tanah ini tanpa alas kaki saat musim kemarau seperti menginjak abu panas.Ditambah sengatan matahari musim kemarau yang tinggi ini akan mudah menimbulkan api yang menyulut daun-daun dan rerumputan kering jika sudah mencapai suhu tertentu.Kebakaran hutan kawasan Lawu pernah terjadi dan menimbulkan dampak kerugian yang tinggi terjadi pada tahun 2002.Tingkat kebakaran yang tinggi dan luas yang terjadi pada musim kemarau ketika itu menimbulkan banjir bandang,longsor dan abrasi.
     Intensitas hujan yang sangat deras pada awal musim penghujan membawa material lumpur,bekas karhutla kawasan Lawu menyapu beberapa Jembatan penghubung hingga putus dan ambrol yang terjadi di Dusun Ngijo Desa Sidomulyo Kec.Sidorejo.Jembatan Dempul Sukowidi,Jembatan Sumber Molang juga dadal diterjang banjir bandang.dan beberapa akses jembatan putus di Desa Ngrayudan dan beberapa titik di wilayah Kecamatan Jogorogo.Selain menimbulkan kerusakan lahan di sekitar arus banjir beberapa rumah penduduk yang berada di Dusun Jumok Sukowidi dan Dusun Pule Desa Ngiliran Panekan juga hanyut terseret arus material banjir,mereka harus kehilangan tempat tinggal,hewan ternak kambing dan sapi yang menjadi tabungan Rojokoyo milik satu satunya harus hilang terseret arus banjir bandang.Hingga akhirnya korban terdampak harus relokasi ke areal pemukiman yang lebih aman.Kejadian rumah terseret arus juga terjadi dibeberapa tempat di wilayah kec.Jogorogo dan Kendal sebagai Dampak Karhutla Lawu 2002.
     Mengingat betapa besar dampak kerugian yang diakibatkan kebakaran hutan lereng Lawu nampakanya kedepan ini menjadi masalah yang serius,Selain mengadakan patroli khusus oleh pihak terkait beserta unsur masyarakat disekitarnya untuk lebih meningkatkan kesadaran tentang dampak kebakaran Lawu pada musim kemarau,mulai dari tidak membuang putung rokok disembarang tempat,tidak melakukan kegiatan berladang membakar sampah dan aktivitas lain yang memicu kebakaran hutan.
     Selain karakteristik lahan gambut yang rawan menimbulkan kebakaran pada musim hujan mungkin komoditas tanaman pinus yang getah pinusnya mengandung minyak gondorukem ini juga akan mudah memicu terjadi kebakaran jika tersulut api barangkali bisa diganti dengan komoditas tanaman keras lain semisal,Alpokat,Durian,Jengkol,Nangka atau tanaman lain yang selain mampu menahan erosi,menangkap kandungan air tanah saat musim hujan sekaligus mampu meningkatkan komoditas pendapatan pihak Perhutani dengan masyarakat sekitar.Alam telah menyerahkan rahasianya yang besar hanya kepada orang yang rajin mencarinya.Selamatkan Hutan,Lahan dan Air.

SUNYOTO (KEPALA DESA)    HADI KEMIS (KASI PELAYANAN)    PURWANTA (KAUR PERENCANAAN)    SUGIANTO (KASI KESEJAHTERAAN)    ERNAWATI (SEKRETARIS DESA)    SUMARNO (KASI PEMERINTAHAN)    YATI (KAMITUWO 2)    KARYONO (KAMITUWO 1)    SUKADI (KAUR TATA USAHA DAN UMUM)    SIRUN (KAMITUWO 3)    TUGIYO (PEMBANTU KASUN 3)    WARJO (PEMBANTU KASUN 2 DAN PELAYANAN)    SUNARSO (KAUR KEUANGAN)